Rabu, 22 Oktober 2008

Museum Bank Indonsia

Alamat
Jln. Pintu Besar Utara No. 3
Jakarta Barat Indonesia
Telp. 62-21-2600158 Ext. 8100, 8111
Fax. 62-21-2601730


Jam kunjungan
Selasa - Kamis, 8.30 - 14.30 WIB
Jum’at, 8.30 - 11.00 WIB
Sabtu - Minggu, 09.00 - 16.00 WIB
Senin & Hari Libur Nasional, Tutup

Tiket Masuk
Gratis

Museum Transportasi

Alamat
Taman Mini Indonesia Indah
Jakarta, 13560
Telp. 021.8400662, 8400482
faks 021.8490662



Jadwal Kunjungan
Senin s/d Minggu pukul 08.00 - 16.00 WIB

Harga Tiket

Dewasa dan anak-anak Rp. 2.000,-

Museum Tekstil

Alamat
Jln. KS. Tubun No.4, Jakarta Barat
Telepon (021) 5606613




Jadwal Kunjungan
- Selasa s/d Kamis : 09.00 - 15.00
- Jumat : 09.00 - 14.30
- Sabtu : 09.00 - 12.30
- Minggu : 09.00 - 15.00

Harga Tiket

- Dewasa : Rp.3000/orang
- Rombongan dewasa : Rp.1500/orang
- Mahasiswa : Rp.1000/orang
- Rombongan mhs : Rp. 750/orang
- Anak-anak pelajar : Rp. 650/orang
- Rombongan anak-anak : Rp. 500/orang

Museum Kebangkitan Nasional

Alamat
Jalan Abdul Rahman Saleh No. 26
Telp. 3847975 Fax. 3847975




Jadwal Kunjung
Selasa - Kamis : 08.30 - 15.00 WIB
Jum’at : 08.00 - 11.30 WIB
Sabtu - Minggu : 08.00 - 14.00 WIB
Senin/Hari Libur : Tutup

Harga Karcis Masuk
a. Dewasa: Rp 750,00,-
b. Anak-anak: Rp 250,00,-
c. Rombongan SD: Rp 100,00,-
d. Romb. SMA, Mahasiswa: Rp 250,00,-

Museum Sejarah Jakarta


Alamat
Jl. Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat
Phone: (62 21) 692-9101 / 690-1483
Fax. (62 21) 690-2387


Waktu Kunjung
Museum buka Selasa - Minggu dari pukul 9.00 - 15.00 WIB.
Senin dan Hari Besar tutup

Tiket Masuk
- Dewasa : Rp.3000/orang
- Rombongan dewasa : Rp.1500/orang
- Mahasiswa : Rp.1000/orang
- Rombongan mhs : Rp. 750/orang
- Anak-anak pelajar : Rp. 650/orang
- Rombongan anak-anak :Rp. 500/orang

Museum Wayang

Alamat
Jl. Pintu Besar Utara No.27 Jakarta Barat
Telp: 021.6927289, Fax : 0216929560



Jadwal Kunjungan
- Selasa s/d Kamis : 09.00 - 15.00 WIB
- Jumat : 09.00 - 14.30 WIB
- Sabtu : 09.00 - 12.30 WIB
- Minggu : 09.00 - 15.00 WIB

Harga Tiket Masuk
- Dewasa : Rp.3000/orang
- Rombongan dewasa : Rp.1500/orang
- Mahasiswa : Rp.1000/orang
- Rombongan mhs : Rp. 750/orang
- Anak-anak pelajar: Rp. 650/orang
- Rombongan anak-anak : Rp. 500/orang

Selasa, 21 Oktober 2008

Museum Seni Rupa dan Keramik


Gedung yang dibangun pada masa penjajahan Belanda, sekitar tahun 1866-1870 sebelumnya berfungsi sebagai gedung pengadilan atau Dewan Kehakiman Belanda, dan dikenal dengan nama Gedung Raad Van Justitie. Berdasarkan catatan sejarah, gedung antik beriang-tiang tinggi bulat bergaya Romawi, ini dibangun oleh Belanda pada tanggal 12 Januari 1870.

Sebelum menjadi museum gedung ini pernah dipakai sebagai kantor beberapa intansi. Pada masa revolusi, gedung ini digunakan sebagai asrama Militer dan gudang perbekalan bagi tentara Indonesia. Pertengahan tahun 1967 dipakai untuk kantor Walikota Jakarta Barat dan selanjutnya sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta sejak tahun 1974. Bangunan yang terletak di Jalan Pos Kota No 2 Jakarta Barat ini diresmikan sebagai Museum Keramik dan Seni Rupa oleh Presiden Suharto pada bulan Agustus 1976. Disini para pengunjung dapat menyaksikan berbagai hasil kerajinan asli dari berbagai daerah di Indonesia.

Koleksi memamerkan aneka ragam karya seni lukis dari berbagai aliran mulai dari karya Raden Saleh hingga karya abstrak Sedangkan keramik yang dipamerkan adalah keramik kuno baik asing maupun lokal dan juga keramik kontemporer.Hingga kini, Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta baru saja rampung menyusun buku katalog lengkap dari benda-benda seni koleksinya. Penyusunan buku tebal terdiri atas dua jilid ini penting untuk menangkal berbagai usaha pencurian lukisan yang belakangan ini semakin kerap terjadi. Buku ini menjadi bukti kepemilikan yang otentik, karena ditandatangani oleh Gubernur DKI.

Rencananya informasi di dalam buku berjudul Buku Induk Museum Seni Rupa Jakarta akan disebarluaskan kepada para kolektor lukisan, museum-museum lain, dan juga ke balai-balai lelang semacam Sotheby's dan Christie's. Tujuannya agar pihak-pihak tersebut bisa langsung mencek jika mereka mencurigai lukisan yang ditawarkan sebagai barang hasil curian.

Karena gedung ini termasuk gedung yang dilindungi oleh peraturan Cagar Budaya, maka pengamanan fisik terhadap koleksi benda seni milik Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta masih amat minim. Menempati sebuah gedung tua dan besar, museum tersebut pengamanannya hanya dipercayakan pada empat orang petugas Satpam, yang juga hanya bekerja malam hari. Siang hari, pengamanan koleksi lukisan dan patung yang tak ternilai harganya itu diserahkan pada para karyawan biasa.


Jadwal kunjungan:

Selasa - Kamis, pukul 09.00-15.00 wib.

Jumat & Minggu, pukul 09.00-14.00 wib.

Sabtu, pukul 09.00-12.30 wib.

Pertunjukan Wayang Kulit, Setiap Minggu pagi pukul 10.00 wib.

Senin, TUTUP

Museum Purna Bhakti Pertiwi


Di seantero Taman Mini Indonesia Indah (TMII) saat ini rasanya tak ada tempat lain yang lebih menarik untuk dikunjungi kecuali Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP). Maklum, museum megah ini berisi benda-benda yang punya sangkut-paut dengan mantan Presiden Soeharto.

Dalam kompleks museum seluas hampir 20 hektar itu berdiri pula rumah pribadi Soeharto, yang setelah ia lengser keberadaannya sempat dipersoalkan banyak pihak, karena nilai pembangunannya mencapai puluhan milyaran rupiah. MPBP berisi ribuan potong barang yang semua punya sangkut dengan peran sejarah Soeharto, sejak bundel-bundel naskah pidatonya, senapan yang dipakai di masa revolusi, baju-baju dinas militer, sampai KRI Harimau, kapal perang yang digunakan dalam Operasi Mandala dan pembebasan Irian Jaya tahun 1963.

Museum ini diresmikan pada tanggal 23 Agustus 1993 oleh Presiden Soeharto yang bertepatan dengan hari ulang tahun ke-70 Ny Tien Soeharto, yang juga menjadi penggagas pendiriannya. Luas museum secara keseluruhan adalah 25.095 meter persegi di atas tanah seluas 19,7 hektar.

Memasuki bangunan yang arsitekturnya mirip nasi tumpeng itu -melambangkan rasa syukur, keselamatan dan keabadian- pengunjung disambut dua patung Panyembrama, patung selamat datang. Patung karya seniman Dewa Made Windia sumbangan Ny Siti Hardiyanti Rukmana ini, terbuat dari lempengan uang kepeng dengan tinggi 240 sentimeter. Panyembrama adalah tarian Bali yang biasa diperagakan untuk penyambutan tamu-tamu terhormat.

MPBP terdiri atas bangunan utama enam lantai dengan tinggi 45 meter sampai puncak ornamen lidah api berwarna keemasan di atas kerucut terbesar. Sembilan kerucut kecil lainnya melingkari kerucut terbesar. Ruang Utama diapit empat tumpengan warna kuning. Ruang terdepan adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan.

Di Ruang Utama tersimpan berbagai ragam cinderamata persembahan Tamu Negara RI, kenalan atau sahabat Presiden Soeharto. Tetapi juga ada cinderamata persembahan tamu-tamu atau pejabat dalam negeri. Semua cinderamata tersimpan dalam kotak kaca. Di antaranya, cinderamata pemberian PM Kamboja Hun Sen dan PM Malaysia Mahathir Mohamad masing-masing berupa tempat sirih terbuat dari perak. Dari PM Belanda Lubbers berupa patung burung dara terbuat dari perak, Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari berupa kerajinan perak berbentuk labu, dan Presiden Kazakstan Nursultan Nazarbayev berupa seperangkat piring perak. Masih banyak lagi.
Cinderamata pemberian pejabat atau rekan kerja mantan Presiden Soeharto maupun Ny Tien Soeharto, semisal sebuah kerajinan batu hias berupa mangkuk persembahan istri Bupati Tulungagung. Pada cinderamata itu tertulis: "Dipersembahkan kepada Ibu Tien Soeharto dari Ny Hardjanti Poernanto".

Pengusaha Sudwikatmono mempersembahkan ukiran kayu Johar (Cassia Siamea) berupa pasangan suami-istri yang "dikerubuti" 11 anak mereka. Pada keterangan patung yang diberi nama Menbrayut karya I Ketut Modern itu tertulis: "Zaman dahulu orang percaya banyak anak banyak rejeki. Saat ini kita percaya, banyak anak banyak masalah".
Masih di Ruang Utama berbentuk lingkaran dan luas itu, terdapat replika Peraduan Putri Cina.
Replika ini terbuat dari batu giok-jadeite berwarna hijau dan berasal dari Propinsi Yunan, Cina. Konon replika dengan ukuran panjang 2,77 meter, lebar 2,14 meter, dan panjang 3,04 meter itu meniru peraduan putri Cina pada masa Dinasti Sung (960-1279) dan Dinasti Ming (1384-1644).

Di Ruang Khusus, tersimpan tanda-tanda kehormatan yang pernah diberikan kepada Presiden Soeharto. Untuk menyebut beberapa, misalnya Bintang RI Adipura I yang diberikan pemerintah RI (1968), Bintang Mahaputra Adipurna (1968), dan Bintang Gerilya (1965). Tanda kehormatan dari beberapa negara sahabat, dari Uni Emirat Arab, Brunei Darussalam, Singapura, Jepang, dan lain-lain. Di Ruang Khusus ini pula tersimpan koleksi pedang kehormatan yang di antaranya dipersembahkan oleh Pemimpin PLO Yasser Arafat dan pedang kristal dari Presiden Kroasia Franjo Tudman.
Karcis tanda masuk seharga Rp 2.000 (dewasa) dan Rp 1.000 (anak-anak), pengunjung dapat menikmati koleksi musuem ini pada hari Senin - Sabtu dari pukul 9.00 WIB hingga 16.00 WIB, sedangkan pada hari minggu, dibuka pada pukul 9.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Setiap pengunjung diantar pulang-pergi oleh empat kendaraan "jeepney" tanpa dipungut biaya lagi

Museum Gedung Joang ‘45


Sebuah gedung mewah bernama Hotel Schomper pada zaman Belanda, sekarang ini menjadi museum Joang '45. Peresmian menjadi museum dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 Agustus 1974. Gedung ini besar peranannya terutama pada masa membela dan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan RI sehingga tepat sekali gedung ini menjadi Museum Joang '45 sebagai wahana pelestarian Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai '45. Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda gedung ini merupakan sebuah hotel mewah bernama Hotel Schomper. Ketika Jepang menduduki Indonesia dijadikan Kantor Jawatan Propaganda Jepang atau Sendenbu. Oleh Jepang kemudian diserahkan kepada para pemuda Indonesia untuk dijadikan tempat pendidikan yang akhirnya dikenal dengan nama Asrama Angkatan Baru Indonesia. Oleh para pemuda gedung ini tidak digunakan untuk membantu Jepang akan tetapi dijadikan tempat penggemblengan dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dengan tenaga pengajar adalah Ir. Soekarno, Drs.Moh. Hatta, Mr.Mph Tamin, Mr. Soenario, Mr. Achmad Subardjo, Mr. Sjarifuddin, M.Z. Jambek, Mr. Dayoh dan lain-lain. Semua yang diajarkan kemudian disebarkan ke seluruh wilayah nusantara, dengan tujuan yang sama yaitu cita-cita Indonesia Merdeka. Di gedung ini juga didirikan organisasi Banteng yang bertujuan menanamkan rasa kebangsaan dan anti Jepang. Setelah Kemerdekaan pada tanggal 18 Agustus di gedung ini didirikan Komite Van Aksi yang bertugas untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada tanggal 22 Agustus 1945 gedung ini ditetapkan sebagai markas pemuda. Oleh karenanya terkenal para pemuda Menteng 31. Pada tanggal 20 September 1945 Jepang mengadakan penggerebekan dan penangkapan terhadap para pemuda Menteng 31. Pada tanggal 19 Agustus 1974 Presiden Suharto meresmikan gedung ini sebagai Gedung Joang '45 dan sekarang menjadi Museum Joang '45. Museum Joang '45 memamerkan benda-benda yang pernah dipergunakan oleh para pejuang Indonesia seperti peralatan perang, atribut, bendera dan lain-lain. Koleksi yang sangat menarik adalah mobil dinas Presiden dan Wakil Presiden RI pertama yang dikenal dengan nomor REP 1 dan REP 2. Museum Joang '45 menampilkan pula koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945 - 1950. Beberapa tokoh perjuangan ditampilkan pula dalam bentuk patung dada. Termasuk dalam pengelolaan Museum ini adalah Gedung Muhammad Husni Thamrin yang terletak di Jalan Kenari 2 No. 5 Jakarta Pusat. Sedang koleksi yang ditampilkan antara lain foto-foto dokumentasi perjuangan pahlawan M.H. Thamrin dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Alamat
Jl. Menteng Raya 31 Jakarta
Telp. 3909148 Fax. 3923185

Jadwal Kunjungan
Selasa s/d Kamis : 09.00 - 15.00 WIB
Jumat : 09.00 - 14.30 WIB
Sabtu : 09.00 - 12.30 WIB
Minggu : 09.00 - 15.00 WIB

Harga Tiket
Dewasa : Rp.3000/orang
Rombongan dewasa : Rp.1500/orang
Mahasiswa : Rp.1000/orang
Rombongan mhs : Rp. 750/orang
Anak-anak pelajar : Rp. 650/orang
Rombongan anak-anak : Rp. 500/orang


Museum Bahari


Selain museum Fatahilah, salah satu museum yang dikelola oleh Pemda DKI Jakarta adalah Museum Bahari. Museum ini letaknya berdekatan dengan pelabuhan Sunda Kelapa di kawasan Jakarta Kota. Bangunan Museum Bahari ini awalnya adalah berupa dua buah gedung bekas kantor perdagangan dan gudang rempah-rempah milik Belanda yang dibangun pada tahun 1652 ketika mereka datang ke Jakarta. Hingga kini Museum Bahari telah mengalami beberapa perubahan dan tahun perubahan dapat dilihat pada pintu-pintu masuk, diantaranya tahun 1718, 1719 dan 1771. Gudang ini juga disebut Westzijdsch Pakhuizen atau "gudang-gudang bagian barat sungai." Pada mulanya bangunan ini berfungsi sebagai gudang rempah-rempah, seperti lada, teh, kopi, bahkan pula pakaian. Tembok yang mengelilingi museum itu adalah pembatas kota jakarta (city wall) asli dari jaman Belanda. Di depan museum ada Menara Syahbandar yang dibangun pada tahun 1839. Menara ini untuk mengawasi kapal yang keluar masuk pelabuhan Sunda Kelapa. Museum yang terletak di Jalan Pasar Ikan Jakarta Utara ini diresmikan sebagai Museum Bahari pada tanggal 7 Juli 1977 oleh Gubernur Ali Sadikin. Disini para pengunjung dapat menyaksikan berbagai jenis kapal dari berbagai daerah di Indonesia, gambar dan photo-photo pelabuhan pada masa lalu. Salah satu koleksi unik di museum ini adalah sejaran keberadaan Pulau Onrust, yang merupakan salah satu pulau di gugusan Kep. Seribu. Pulau ini dahulu digunakan oleh Belanda sebagai benteng dan galangan kapal, kapal-kapal yang rusak atau butuh perbaikan akan dilarikan di Pulai ini. Hingga kini, reruntuhan benteng tersebut masih dapat disaksikan di pulau ini. Di Museum ini, foto dan maket keberadaan benteng dijelaskan secara rinci. Untuk mengunjungi museum ini tidaklah sulit, karena letaknya cukup mudah dijangkau. Dari setasiun Jakarta Kota, anda dapat mengambil kendaraan umum mikrolet 015 jurusan Kota-Tanjung Priok, turun di pelabuhan Sunda Kelapa. Dari sini anda cukup berjlan kaki karena jaraknya hanya beberapa puluh meter saja. Sepanjang jalan, anda dapat menyaksikan atau mungkin berbelanja aneka kerang dan barang-barang laut yang dijual di depan museum.

Museum ini dibuka untuk umum, setiap hari Senin - Kamis, pulai pukul 8.00 - 14.00 WIB, sedankan hari Jumat tutup pukull 11.00 WIB dan pada hari Sabtu hanya buka hingga pukul 13.00 WIB. Tarifnya relatif murah, untuk umum Rp. 2000, pelajar Rp. 1000 tentu saja kalau anda datang berombongan lebih dari 20 orang tarifnya akan lebih murah

Monumen Nasional (Monas)


Tugu Peringatan Nasional yang satu ini merupakan salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda. Monumen Nasional yang berada dipusat kota Jakarta yaitu di Lapangan Monas Jakarta Pusat dibangun pada tahun 1960. Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obelik yang terbuat dari marmar yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 137 meter. Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 kg. Lidah api atau obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin mencapai kemerdekaan. Tugu Peringatan Nasional ini lebih dikenal dengan sebutan Tugu Monas yang dibangun diareal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Soedarsono dan F. Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno. Resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Monas mengalami lima kali pergantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Disekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak masyarakat yang berkunjung kesini. Di dalam bangunan Monumen Nasional ini juga terdapat museum dan aula untuk bermeditasi. Para pengunjung dapat naik hingga keatas dengan menggunakan elevator. Dari atau Monumen Nasional dapat dilihat kota Jakarta yang semakin padat dan semrawut dari puncak monumen.

Monumen dan museum ini dibuka setiap hari, Senin - Sabtu mulai pukul 9.00 - 16.00 WIB.

Gedung Kesenian Jakarta


Disetiap akhir pekan, Sabtu atau Minggu banyak para seniman yang berkumpul di gedung Kesenian Jakarta, bahkan diantara mereka ada yang berekspresi dan memamerkan hasil kreasinya. Selain karena tempatnya mudah dijangkau, banyak warga lebih mengenal tempat ini sebagai gudangnya seniman. Gedung Kesenian Jakarta terletak di Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta Pusat. Ide munculnya gedung ini berasal dari Gubernur Jenderal Belanda, Daendels. Kemudian direalisasikan oleh Gubernur Jenderal Inggris, Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814. Pada masa pendudukan tentara Dai Nipon, gedung ini dijadikan sebagai markas tentara. Sedangkan pada masa kemerdekaan difungsikan sebagai ruang kuliah untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Hukum Universitas Indonesia, dan gedung bioskop.Pada awalnya gedung ini bernama Municipal Theatre, Schouwburg, atau dengan lebih populer disebut "Gedung Komidi". Di jaman Jepang disebut dengan Kiritsu Gekitzyoo, lalu berubah menjadi bioskop Dana, dan City Theatre. Kemudian pada tahun 1984 bangunan ini dipugar dan dikembalikan kepada fungsi semula sebagai pentas kesenian, dan ditetapkan namanya menjadi "Gedung Kesenian Jakarta".